Hujan punya cerita tentang kita. Hujan
mengerti tentang betapa aku merindukanmu, betapa aku mengharapkanmu kembali ke
sampingku. Dan hujan pula yang tahu seberapa besar aku merindukan kisah
denganmu.
“Dit, kamu tau Ara mau pindah?” pertanyaan
Regi spontan membuatku kaget.
“Nggak lucu tau bercandamu...,” kataku.
“Serius Dit, dia mau pindah ke Palembang.
Aku aja baru tau dari Rena tadi. Katanya lusa dia berangkat,” Regi mencoba meyakinkanku.
“Kok dia nggak cerita sama aku yah?” tanyaku
pada diri sendiri.
“Thanks ya Gi infonya, aku mau ke rumah
Ara dulu.”
Aku kemudian bergegas mengayun kencang
sepedaku ke salah satu sudut di kompleks perumahan itu. Tujuanku cuman satu,
menanyakan kebenaran kepada Ara.
Aku dan Ara sudah kenal dekat sejak kecil.
Kemanapun kami selalu bersama. Bisa dibilang kami tak bisa terpisahkan. Dimana
ada Ara di situ juga ada aku, begitu pun sebaliknya. Aku tak pernah membiarkan
anak-anak kompleks yang nakal itu mengganggu Ara. Aku hanya ingin melindunginya,
dimana pun dia berada. Bahkan orang tuaku dan orang tua Ara sangat senang
dengan keakraban kami. Ayah dan Ibu Ara selalu mempercayai keselamatan anaknya
padaku. Saat mereka sedang dinas ke luar kota, Ara selalu menginap di rumahku.
Ibuku pun senang dengan kehadiran Ara di hidup kami. Maklumlah, selama ini dia
mendambakan anak perempuan. Setelah ada Ara, ibuku selalu menganggap bahwa dia
adalah bagian dari keluarga kami, sebagai adikku tentunya.
“Araa...,” panggilku sembari menyandarkan
sepedaku di tembok rumahnya.
Aku langsung masuk ke rumah tanpa permisi.
Yaa, ini sudah seperti rumah keduaku. Orang tua Ara juga sudah kuanggap seperti
orang tuaku sendiri, terlebih setelah ayahku meninggal, ayah Aralah yang
menggantikan sosok ayahku.
“Kenapa Dit?” kudengar suara dari belakang
rumahnya. Kualihkan tujuanku ke taman di belakang rumah Ara.
“Jelasin, apa yang kamu sembunyiin dari
aku?” tanpa basa-basi aku langsung bertanya padanya.
“Sembunyiin apa sih Dit? Aku nggak sembunyiin
apa-apa,” terlihat ekspresi Ara mulai berubah.
“Kamu mau pindah kan? Iya kan? Kenapa kamu
nggak mau ngomong ke aku sih Ra?”
“Maaf Dit,” Ara menunduk. Perlahan kulihat
air mata membasahi wajahnya. “Maaf..”
Aku berjalan menghampirinya. Kunaikkan
wajahnya yang masih menunduk. Kuseka airmata yang mengalir di pelupuk matanya.
Tak tega aku melihatnya menangis, apalagi untuk melukai perasaannya.
“Maaf, aku udah bikin kamu nangis. Aku
cuman nggak mau kamu bohong sama aku,” Ara memelukku. Aku terdiam.
“Maafin aku Dit, aku nggak bermaksud
bohongin kamu, aku cuman takut aku nggak bisa ninggalin kamu...”
“Tapi Ra. Aku bakal jauh lebih sedih kalau
disaat terakhir sahabatku di samping aku, justru aku nggak ngasih kenangan
manis buat dia. Udah yaa, jangan nangis lagi,”
Terlihat awan mendung mulai menyelimuti
langit. Titik demi titik air mulai berjatuhan membasahi bumi. Semakin deras.
Kuajak Ara untuk memasuki rumah.
“Ujan Ra, masuk yuk...”
“Nggak mau ah Dit, udah lama kita nggak
ujan-ujanan. Aku pengen ngelewatin hujan ini bareng kamu. Belum tentu kan kita
bisa bareng kayak gini lagi?”
“Yaudah yuk aku temenin.”
Kami berlari menerjang hujan. Bermain-main
bersama percikan hujan. Terlihat Ara tertawa tanpa beban. “Ah, aku pasti akan
sangat merindukan tawanya,” gumamku. Yaa, kita sama-sama menyukai hujan.
Mencintai setiap titik yang terlahir dari awan mendung.
***
Sebelum matahari mulai menampakan
wujudnya, aku telah duduk di halaman rumah Ara. Hari ini saatnya aku dan dia
berpisah. Aku tak ingin melewatkan waktu berharga dengan sahabatku.
“Mau kemana kita hari ini?” tanya Ara
bersemangat.
“Ke trampolin aja yuk,”
“Okee, ayo kita cabut,” Ara berlari
meninggalkanku.
Aku dan Ara duduk di atas trampolin. Kita
sama-sama terdiam. Masih dengan lamunan masing-masing. Tiba-tiba suara Ara
mengagetkanku.
“Nyanyiin aku lagu dong Dit.”
“Males ah...”
“Tega nih? Ayolah,” bujuk Ara.
“Iya deh, aku ambil gitar dulu ya...”
Aku berlari memasuki rumah. Tak berapa
lama aku kembali dengan gitar ditanganku.
Berjanjilah wahai sahabatku
Bila kau tinggalkan aku
Tetaplah tersenyum
Meski hati, sedih dan menangis
Kuingin kau tetap tabah menghadapinya
Terputar kembali kenangan-kenangan indah
bersama Ara. Semua kisah sedih dan senang yang kita lewati bersama.
Bila kau harus pergi
Meninggalkan diriku
Jangan lupakan aku...
Semua waktu yang telah kita lewati berdua.
Canda dan tawanya. Senyum dan tangisnya. Aku pasti akan sangat merindukannya.
Semoga dirimu di sana
Kan baik-baik saja
Wahai sahabatku
Di sini aku kan selalu
Rindukan dirimu
Wahai sahabatku....
Aku terdiam. Kulihat butir halus muncul
perlahan di pelupuk matanya.
“Kamu nggak apa-apa kan?” tanyaku.
“Dit, tetep inget aku yaa,” ucap Ara
lirih.
“Pasti lah! Aku bakal tetep inget sama
kamu, sahabat sejatiku.”
Kuraih sebuah kotak yang terletak di
sampingku. Kuberikan kotak kecil itu untuk Ara.
“Nih, aku ada kenang-kenangan buat kamu,
biar kamu inget aku terus.”
“Liontin?” tanya Ara heran, setelah dia
membuka hadiahku.
“Iya, ini sepasang. Pasangannya ada di
aku. Biar kita yakin kalo suatu saat nanti kita bakal ketemu lagi. Aku pakein
ya?” ucapku. Ara mengangguk.
“I
will miss you so much Radit,” Ara menunduk sedih.
“Me
too, Ara. Jaga diri baik-baik yah.”
Diiringi dengan hujan, perpisahan pun tak
terelakan. Ara telah pergi meninggalkan aku dan semua tempat kenangan kita.
“Aku pasti bakal balik lagi ke sini,
tungguin aku yah...,” teriak Ara dari kejauhan. Aku hanya tersenyum. Raganya
kini tak lagi bersamaku. Aku dan dia kini telah terpisah.
Awan hitam masih terus muncul, membuat
sang bintang tak juga menampakkan sinarnya. Aku masih duduk melamun di
trampolinku. Membiarkan hujan mengguyur ragaku.
“Radit ayo masuk nak, mau sampai kapan
kamu di sini?” Suara di belakangku mengagetkanku.
“Mah, Radit nggak bisa pisah dari Ara.”
“Udah nak, kalo Tuhan ijinin pasti kalian
ketemu lagi. Ayo masuk, kamu udah basah kuyup nih.”
“Iya mah...”
***
3 tahun berlalu. Kini aku duduk di bangku
SMA, di salah satu sekolah ternama di kotaku. Aku tumbuh menjadi pemuda yang
cuek. Tak peduli dengan gaya hidupku, aku tetaplah nyaman dengan apa yang ada
didiriku. Tak pernah ada yang mengusik hariku, hingga seseorang datang mengubah
kehidupan tenangku.
Koridor sekolah nampak lengang, aku masih
terus berlari menyusurinya. Jam pertama di kelasku sekarang adalah Matematika,
dan aku sukses berangkat terlambat karena semalaman insomniaku kambuh. Semenit
saja aku terlambat masuk kelas, habislah kesempatanku mengikuti pelajaran itu,
karena sang guru sangat disiplin soal waktu.
Brukk!!! Seseorang menabrakku. Aku
langsung bangkit dan berniat lari menuju kelas, namun terhalang oleh perbuatan
orang yang menabrakku itu.
“Seenaknya aja kamu main pergi-pergi. Udah
nabrak bukannya minta maaf malah kabur!”
“Brisik loe! Gue lagi telat nih. Salah loe
sendiri jalan nggak liat-liat!” bentakku.
“Kamu tuh yang main nabrak-nabrak aja!”
“Minggir loe! Gue udah telat nih!”
“Nggak mau! Minta maaf dulu!”
“Yaudah gue minta maaf, minggir!” Aku
langsung lari meninggalkan orang tersebut. Sial! Umpatku dalam hati. Pasti aku
tak bisa mengikuti pelajaran pagi ini. Gara-gara ulah orang itu.
Namun dewi fortuna sedang berpihak padaku.
Sampai di kelas tak terlihat tanda-tanda guru killer itu berada di kelas.
Kulangkahkan kaki menuju bangkuku.
“Kemana aja loe? Jam segini baru nongol.
Untung tuh guru belum masuk,” ucap salah seorang temanku.
“Insomnia gue kambuh nih. Mana tadi acara
tabrakan sama orang gila lagi!”
“Siapa Dit?” tanyanya lagi.
“Tau tuh. Anak baru kali,”
“Cewek apa cowok?”
“Cewek...”
“Cantik nggak?”
“Kepo banget sih loe!” bentakku kesal.
Sesaat kelas hening, setelah wali kelasku
memasuki ruangan. Terlihat di belakangnya seorang gadis yang kutabrak tadi.
Sial! Umpatku lagi. ‘Kenapa harus sekelas sama dia sih?’ tanyaku dalam hati.
“Hallo semua. Namaku Tiara Natasya. Aku
pindahan dari Palembang, salam kenal...”
Deg! Mendadak aku terdiam setelah gadis itu
memperkenalkan diri. Tiara? Dari
Palembang? Ingatanku memutar pada sosok di masa laluku. Sahabat kecilku.
Mungkinkah dia?
Hujan mencegahku untuk meninggalkan
sekolah. Aku memang sudah tak menyukai hujan semenjak seseorang meninggalkanku
saat hujan. Kulihat Tiara bersandar di tembok sambil menengadahkan tangannya.
Kuhampiri dia.
“Kamu lagi kamu lagi, males ngeliat!”
ucapnya.
“Yee, siapa juga yang seneng ngeliat loe!”
gerutuku.
“Yaudah sana pergi!”
“Loe aja sana! Gue ogah! Lagi ujan gede
gini juga,” Tiara justru langsung berjalan diantara rintik hujan yang turun
kian deras. Aku kaget. Nekad benar dia.
Sebulan sudah Tiara menjadi siswa baru.
Rasa penasaranku tentang Tiara di masa lalu makin memuncak saat aku tak sengaja
melihat kalung yang dia pakai.
“Ra, kalungnya bagus,” celetukku.
“Apa sih? Nggak usah cari gara-gara deh.”
“Gue cuman mau nanya loe beli dimana?”
“Ngapain nanya-nanya? Ini tuh nggak bakal
bisa loe dapetin dimana pun!” Setelah mengatakan itu, Tiara bergegas
meninggalkanku.
“Gue yakin dia pasti Ara,” ucapku.
Hujan terus mengguyur Jakarta seharian
ini. Lagi-lagi aku enggan beranjak dari tempatku sampai hujan berhenti.
“Mau sampai kapan loe di sini? Hujan kayak
gini pasti bakalan awet,” aku mencari sumber suara itu berasal.
“Tiara? Emm.. Sampai hujannya berhenti
lah,” ucapku sambil mengalihkan pandangan ke arah rintik hujan.
“Udah gue bilang kan, hujannya bakalan
awet. Mending ujan-ujanan aja sama gue,” ajak Tiara.
“Ogah. Gue males kena air ujan. Lagian
kenapa sih loe tiba-tiba baik gitu sama gue?” tanyaku penuh selidik.
“Pede loe! Gue cuman nggak mau aja ngeliat
loe lama-lama di sini!” Tiara lagi-lagi berlari menerobos hujan.
“Sebenernya siapa sih dia? Kok tiap gue
ngeliat dia gue jadi inget Ara yah?”
Kulangkahkan kakiku menuju kantin, rasa
lapar ini sudah hampir mencapai puncaknya. Namun, langkahku terhenti saat aku
melihat kerumunan siswa di lapangan.
“Ada apa sih? Kok rame gitu?” tanyaku pada
salah seorang siswa.
“Ada yang pingsan, Tiara...”
“Tiara?” ulangku tak percaya. Kuterobos
kerumunan itu hingga kudapati seseorang yang dimaksud. Yaa, memang Tiara yang
pingsan. Spontan aku langsung membawanya ke UKS.
Sejam berlalu. Tiara tak kunjung sadarkan
diri. Sesuai saran dokter, usai insiden tadi dia langsung dibawa ke Rumah
Sakit. Entah kenapa aku menawarkan diri untuk menunggunya. Seperti ada perasaan
yang mengganjal setiap aku melihatnya. Hujan terus turun dengan derasnya
bersamaan dengan Tiara yang mulai sadarkan diri.
“Kamu nggak apa-apa kan?” tanyaku
khawatir.
“Kamu?” Tiara nampak bingung.
“Iya aku, Radit. Tadi kamu pingsan di
sekolah, terus di bawa ke sini deh. Sebenernya kamu sakit apa sih?”
Beberapa saat Tiara diam. Namun aku tetap
menunggu dia memulihkan kondisinya. Kupandangi dia, sampai lagi-lagi aku
teringat pada satu sosok di masa laluku itu.
“Dulu aku emang sakit. Gagal ginjal. Tapi
sekarang udah nggak kok,”
“Kok bisa?”
“Sebulan yang lalu ada orang tua yang baik
banget ngasih ginjal anaknya buat aku. Dan untungnya tubuh aku bisa nerima
ginjal itu,”
“Kok bisa ngasih sih?”
“Iyaa. Anaknya sendiri yang bilang, kalo
dia meninggal dia mau donorin apa yang ada di tubuhnya buat orang yang
ngebutuhin,”
“Berarti yang donorin itu udah meninggal?”
“Yap. Dia sakit nggak taulah apa namanya,
aku lupa. Kita sempet satu rumah sakit, dia sendiri yang minta ke orang tuanya
buat ngasih ginjalnya ke aku. Oh ya, dia juga dimakamin di Jakarta kok, soalnya
dia asli sini,”
“Apa kamu bilang? Dia asli Jakarta?”
“Iya. Emang kenapa?” tanya Tiara bingung.
“Namanya siapa?”
“Sama kayak aku. Tiara, tapi panggilannya
Ara,”
“Nggak mungkin. Jangan kamu bilang dia
Tiara Azizah?” tanyaku tak percaya.
“Iyah. Kamu kenal?” Tiara tampak bingung.
“Aku...aku...aku sahabatnya,” ucapku
terbata-bata.
“Jadi...Kamu Radit yang selama ini Ara
ceritain?” tanya Tiara tak percaya.
“Cerita apa?” tanyaku heran.
“Banyaklah. Yang jelas katanya kamu itu
berarti banget buat dia.”
Ruangan itu kembali hening. Aku tak
percaya, sahabat yang selama ini kunantikan, kutunggu kedatangannya kembali,
nyatanya takkan pernah muncul lagi dihadapanku. Pantas saja setiap aku melihat
Tiara bayang-bayang Ara selalu hadir. Ginjal itu, yaa ginjal milik Ara lah yang
selalu membuatku melihat Tiara sebagai bayangan Ara.
Aku tertunduk lemah, masih memandangi
pusara yang mulai kusentuh. Kuraba nisan yang ada di depanku. Kurasakan
gundukan tanah yang sedikit basah ini. Di dalam sini, di tempat ini, orang yang
sangat berarti dihidupku terlelap.
“Radit,” panggil seseorang di belakangku.
“Tiara?”
“Aku mau ngasih ini buat kamu...” Tiara
memberikan sepucuk surat untukku.
Kuraih surat itu, kubaca. Butir-butir
airmata mulai mengalir. Tangis yang selama ini tak pernah kuperlihatkan lagi
semenjak kepergian Ara 3 tahun yang lalu, kini memecah saat aku membaca kata
demi kata yang tertulis di surat itu.
Dear Radit,
Apa kabar? Aku yakin surat ini pasti bakal
sampai ke tangan kamu dengan selamat, tanpa ada lecet sedikitpun. Bener kan? :D
Waktu kamu baca surat ini, bisa aku
pastiin kalo aku udah nggak ada di sisi kamu lagi. Yaa, sekarang pasti ada
Tiara di deket kamu kan? Anggep aja itu aku ya J
Maaf Radit, aku dateng tanpa ragaku bahkan
jiwaku, aku dateng cuman dengan surat ini. Hidupku udah berakhir Dit, Tuhan
udah manggil aku buat pulang lagi ke sisiNya. Kuatin diri yaa. Maaf aku nggak
bisa tepatin janji aku buat bareng lagi sama kamu, tapi sekarang aku bawain
Tiara buat kamu. Dia sama kok sama aku, sama-sama Tiara J
Maaf juga ya, aku nggak pernah cerita apa
pun tentang penyakitku. Bahkan sampai sekarang pun aku juga nggak mau kamu tau
apa yang aku rasain. Yang jelas aku sakit, sakit parah kata dokter. Aku harus
terus-terusan kemoteraphy. Selama ini aku diem karena aku nggak mau bikin kamu
tambah sedih Dit. Aku pengen kamu ngeliat aku sebagai Ara yang kuat, semangat,
dan sehat.
Dari dulu sebenernya ada satu hal yang mau
aku omongin sama kamu, yaa tapi nggak pernah bisa aku omongin karena aku sadar
aku nggak akan bertahan lama di dunia ini. Aku sayang kamu, lebih dari sayang
seorang sahabat. Sekali lagi aku minta maaf, buat semua kebohongan yang aku
buat ke kamu.
Titip Tiara ya Dit. Jaga dia seperti kamu
jaga aku. Sayangi dia seperti kamu sayangi aku.
Peluk cium, Ara
Tik tik tik. Awan kembali menghitam.
Memunculkan kesedihannya kembali. Walau pun awan mulai menangis, aku masih
enggan beranjak dari tempat ini. Aku masih tak percaya dengan kenyataan yang
terjadi.
“Ayolah Radit, sampai kapan kamu di sini?
Hujan makin deras nih...”
“Sorry Ra,” aku tersadar. Aku mulai
beranjak dari tempat itu. Meninggalkan rumah terakhir Ara.
Hujan. Menyimpan banyak cerita tentang
kita. Tentang aku, Ara dan Tiara. Hujan yang memisahkanku dengan Ara. Hujan
yang pertemukanku dengan Tiara. Hujan yang kembalikan Ara padaku, walau pun
tanpa raganya. Hujan pulalah yang satukan aku dengan Tiara.
“Tuh
kan ngelamun lagi!” Tiara setengah berteriak di dekatku.
“Eh iya iya, hehehe...”
“Dit Dit, liat deh ada pelangi,” Tiara
menunjuk ke arah langit.
“Oh iya, bagus ya?”
“Pastinya. Selalu ada pelangi setelah
hujan dan selalu ada cerita tentang kita dibalik hujan.”
“Dan aku nggak akan biarin hujan menghapus
cinta kita,” ucapku, kemudian mengacak rambut Tiara.
“Rrrraaaddiiiiiittttttt....,” teriak
Tiara. Aku bangkit dan berlari menjauh dari jangkauan Tiara.
Kini tawalah yang tercipta. Cintalah yang
terasa. Terima kasih hujan, karena kau telah hadirkan cinta di hidupku.
Aku tak pernah berharap banyak pada hujan.
Yang aku minta hanya jangan sampai hujan pisahkan lagi aku dengan orang yang
kusayang. Karena aku ingin menikmati indahnya langit setelah hujan bersama dia
yang kucintai.
Penulis: Gatriana Lisharsiwi
38 Komentar untuk " Cerpen Remaja: Antara Kita dan Hujan"
kereeeeeeeeeennnnn :) terharu banget bacanya
sedia tisu sebelum hujan (air mata) hehehe...
thanks ya :)
cerpenku kaa :O
Keren sob. Kayk di FTV
Nangis bacanya:'( terharu bgt keren bgtt siihh bikin cerpennya:)
I like (y)
Keren :)
kreweeeeeeeen dan membuat banjir air mata
Sediiiihhhh...
cukup menarik buat saya..sukses...
keren bangeettt, aku juga suka hujan :')
terharu:')
ceritanya keren :)
eek eek eek eek eek eek eek eek eek eek eek eek eek eek :)
bagus bgt euy, siapa nih pengarangnya?
ijin sedot ;)
pengarangnya siapa?
Keren cuy (y)
keren...............
Cerpennya bagus banget .. gak kuat nahan tangis baca ceritanya ..
Keren ... ;)
Thanks :)
cie anak ftv,brajamolek yaaa...?!!!
ih alay lu,dasar bonexz mania!!! gabung aja sama gue AREMANIA MANN!!!
bagus sob...,jangan lupa datang di http://shortscien.blogspot.com/ ya sob..
keren cerpennya
keren cerpennya
Keren, tapi hidup tidak sekeren cerpen.
Walau tiara hadir bersama hujan sama seperti perginya Ara, belum tentu hati ini sama kepada tiara. Hatiku tetap untuk Ara... dan tiara, biarlah tiara disisiku menempati ruang lain dihatiku... walau aku mencintai tiara...
Wow! What a beautiful work!! I like this so much. :) Gan, Ane boleh dong review in ini ke blog ane. Cuma review kok. Blog ane judulnya Namaku Mimpiku. Ntar klo udah ane posting, ane bakal laporan deh. Ntar, kalau blog ane rame, berarti blog ini juga bakal tambah rame banget. Iya gak? Sayang tahu klo gak di publish terus. Siip?
Sebentar,, eh itu kok sumber asli ceritanya gk dikasih secara jelas sih? Kalau bukan blog ini penulisnya, berarti ane harus nyari penulis aslinya dong??? Gimana nih? Pengen banget ngereview in ini ke orang-orang.
[img]http://i.imgur.com/B0msBrh.jpg[/img]
Yuk tambahkan penghasilanmu dengan cara menjadi partner REFERRAL agen bersama kami. Agen Online Resmi KompasQQ, kami memberikan bonus REFRENSI sangat besar.
- Fish Hunter (Tembak Ikan)
- Sabung Ayam (Sabung Ayam)
- Mesin Slot Game (Roulette)
KompasQQ menyediakan banyak GAME - GAME yg sangat terpopuler saat ini :
BandarPoker #PokerOnline #CapsaSusun #DominoQQ #BandarQ #AduQ
Menyediakan 5 BANK lokal untuk mempermudah transaksi.
#BCA #BNI #BRI #MANDIRI #DANAMON
Minimal deposit & withdraw HANYA @Rp 15.000,- SAJA.
Bbm : Rosie 7BD4 C69C & Lara 7B66 BFC1
Daftar: www.kompasqq.com/?ref=valentinorossi
Keren banget ceritanya...
Bikin nangis...
http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/terlihat-lebih-kurus-raisa-tak-secantik.html http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/ini-alasan-makhluk-astral-kerap-nongol.html http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/lee-min-ho-wamil-bagaimana-hubungannya.html http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/indahnya-pernikahan-kate-upton-dan.html http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/ternyata-9-nama-bayi-ini-tidak-boleh.html
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At Dominovip.com ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
- Skype : Vip_Domino
- WHATSAPP : +62813-2938-6562
- LINE : DOMINO1945.COM
- No Hp : +855-8173-4523
http://taipanqqgood.blogspot.co.id/2018/04/5-alasan-cinta-cenderung-hilang-setelah.html
Taipanbiru
QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS |
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsasusun
• Domino99
• Poker
• BandarPoker
• Sakong
• Bandar66
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
Daftar taipanqq
Taipanqq
taipanqq.com
Agen BandarQ
Kartu Online
Taipan1945
Judi Online
AgenSakong
Keren ceritanya, bener-bener kayak sedih bro..
Bang, saya izin ya, kunjungi blog saya juga, banyak ada cerpen dan puisinya, bagi yang suka cerpen dan puisi, boleh berkunjung ke blog saya,
http://www.rianmaulana55.blogspot.com
Terima kasih atas perhatiannya, semoga blog ini bisa berkembang.
Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
Bonus Deposit Member Baru 100.000
Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis
ERTIGA POKER
ERTIGA
POKER ONLINE INDONESIA
POKER ONLINE TERPERCAYA
BANDAR POKER
BANDAR POKER ONLINE
BANDAR POKER TERBESAR
SITUS POKER ONLINE
POKER ONLINE
ceritahiburandewasa
MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT
Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
Bonus Deposit Member Baru 100.000
Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis
ERTIGA POKER
ERTIGA
POKER ONLINE INDONESIA
POKER ONLINE TERPERCAYA
BANDAR POKER
BANDAR POKER ONLINE
BANDAR POKER TERBESAR
SITUS POKER ONLINE
POKER ONLINE
ceritahiburandewasa
MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT
Untuk diperhatikan!!!
1. Dalam berkomentar gunakan bahasa yang sopan
2. Dilarang menyisipkan link aktif
3. Komentar yang mengandung unsur kekerasan, porno, dan manyinggung SARA akan dihapus