Victoria
membuka matanya perlahan. Sekujur tubuhnya terasa lemah, lemas, remuk, semua
bertumpuk menjadi satu. Matanya sembab. Dipijaknya lantai kamar putihnya yang
terasa sangat dingin itu. Dress putihnya bergerak pelan ketika Victoria
berdiri. Kamar itu masih berantakan. Foto tersebar di sana-sini. Bahkan
beberapa bingkai fotonya telahpatah dan kacanya pecah. Keadaan kamar itu begitu
kacau, sekacau pikiran Victoria.
Victoria
melangkah pelan mendekati jendela dengan kaki telanjangnya. Tak sedikitpun
terlintas di otaknya bahwa ia takut menginjak beling-beling yang berserakan,
tidak, dia malah justru menginginkan itu. Tangan kanan Victoria menyibak gorden
cream itu pelan, melihat keluar. Sinar Matahari telah setengah sempurna di luar
sana. Tapi keadaannya sepi. Sangat sepi.
“Eoddiga?”
lirih Victoria dengan suaranya yang menghilang.
Matanya
kembali mencari, mencari sesuatu. Lelah, benar-benar lelah. Tapi dia tak
menemukan apa-apa. Gorden itu kembali ditutup dengan perlahan. Lagi-lagi kaki Victoria
melangkah untuk keluar dari kamarnya. Satu demi satu langkahnya tercipta tanpa
iringan. Dan KRAK!!!
“Ah....,”
rintihnya. Kakinya menginjak beling. Beling itu menancap cukup dalam.
Victoria
mendudukan dirinya. Ia mengeryit dalam saat tangannya bergerak menarik beling
itu. dan matanya terpejam menahan sakit, bersama sebuah air mata mengalir.
“Sakit...tolong
aku..!!!” rintihnya.
Tapi
tak ada yang menanggapi permintaan tolongnya itu. Tidak ada suara. Tidak ada
langkah kaki yang tergesa-gesa menghampirinya. Bahkan anginpun tidak bertiup.
Airmata
Victoria semakin deras mengalir.
“Kau
dimana ? Aku butuh bantuanmu… Chagi!! Kakiku sangat sakit!!” teriak Victoria.
Darah
segar mengalir menetes di lantai.
“Chagi!
Kyuhyuun!! Kau dimana? Kyuhyun! Kau dimana? Kau tidak meninggalkanku kan? Kyuhyun!!”
teriaknya lagi. Kali ini teriakkan itu berpadu dengan rasa takut Victoria.
Mata
Victoria memandang ke arah pintu. Tubuhnya melemas, dengan mata berkunang. Di
pintu itu…tidak! Di pintu itu tidak ada siapapun! Kyuhyun tidak ada disana.
Tidak ada. Tubuh Victoria tergeletak lemah di lantai.
“Kyuhyun,
kau dimana?” tanya Victoria menggantung dalam udara di sekitarnya tanpa ada
satupun suara menjawabnya. Dunia Victoria kembali menggelap.
*FLASHBACK*
“Lihat,
lihat cincin-ku! Bagus kan?” celoteh Victoria menyandar pada bahu Kyuhyun.
Kyuhyun
tertawa dan ikut menyandarkan kepalanya ke kepala Victoria. Tangannya juga
terangkat ke depan, menjajari tangan Victoria.
“Kau
pikir hanya punyamu yang bagus? Aku dua kali lipat lebih bagus dibandingkan
cincinmu!” bantah Kyuhyun.
Victoria
memukul gemas paha Kyuhyun.
“Ya!
Cho Kyuhyun, dimana-mana itu namja seharusnya memuji penampilan yeoja-nya,
bukan membanggakan diri sendiri!” protes Victoria seraya mengangkat kepalanya
dan kini ia berhadapan dengan Kyuhyun.
“Yeoja
sepertimu untuk apa dipuji? Cantik…tidak, manis…tidak, feminim… tidak…”
Sebelum
Kyuhyun mengucapkan lebih banyak lagi kata-kata ejekan super duper menyebalkan
yang pernah Victoria dengar, Victoria segera membungkan mulut Kyuhyun
kuat-kuat.
“Diam!
Aku memang tidak cantik, manis, feminim dan blablabla..tapi kau mencintaiku
kan? Buktinya sekarang kita memakai cincin yang sama. Cincin pertunangan!”
bangga Victoria dengan wajah bahagianya.
Kyuhyun
melepas bungkaman Victoria itu. dan menggenggam tangan halus itu erat-erat.
“Ne
ne ne, untuk yang itu, aku tidak bisa mengelak. Memangaku cinta, akh tidak
bahkan sangat mencintamu,” kata Kyuhyun mencium sekilas tangan Victoria.
Membuat pipi Victoria bersemu merah.
“Nado
saranghaeyo Kyuhyun!” balas Victoria lengkap dengan senyum khas-nya.
Senyum
yang selalu bisa membunuh Kyuhyun kapan saja. Membuat Kyuhyun terdiam, dan
merasa seperti tersengat listrik. Dan hanya Victoria yang bisa berbuat seperti
itu padanya. Kyuhyun kemudian meraih Victoria ke pelukannya. Hangat. Terasa sangat
hangat.
“Saranghae…jeongmal
saranghae..yeongwonhi. Aku akan terus mencintaimu sampai aku mati...,” kata
Kyuhyun pelan terdengar seperti berbisik ditelinga Victoria.
Victoria
tersenyum simpul.
“Arra,
aku juga mencintamu...,” balas Victoria.
Mereka
berpelukan cukup lama, hingga jam dinding Victoria berbunyi. Berdentang
sebanyak 11 kali.
“Astaga,
jam 11? Akh, kenapa aku tidak sadar...,” pekik Victoria melepas pelukan itu.
Kyuhyun
menilik jam tangannya.
“Vicco,
aku harus pulang sepertinya…,” kata Kyuhyun tiba-tiba.
Mata
Victoria membulat.
“Mwo?
Tapi ini sudah malam. Aku tidak mau terjadi apa-apa denganmu. Lebih baik kau
menginap saja ya?” tawar Victoria.
Kyuhyun
menggeleng.
“Aniya.
Kita belum menikah, jadi kita tidak boleh tidur dalam satu rumah yang sama sebelum
menikah. Kau mau tetanggamu beranggapan buruk tentangmu?” ucap Kyuhyun.
“Tapi
kita kan tidak tidur dalam satu kamar yang sama. Kau bisa di sofa dan aku di
kamar.”
“Aniya,
aku harus pulang.” Kata Kyuhyun kemudian meletakkan tangannya di atas kepala Victoria.
“Song
Xi Quan, dengar ya? Aku, Cho Kyuhyun, tidak mau tidur dalam satu rumah yang
sama denganmu sebelum kita menikah. Tapi itu bukan berarti aku tidak
mencintaimu. Justru karena aku sangat sangat mencintaimu, aku tidak mau terjadi
hal yang tidak kita inginkan. Dan satu lagi, catat ucapanku, ingat, atau kalau
perlu kau ukir baik-baik di pikiranmu. Aku Cho Kyuhyun, selamanya hanya
mencintai Victoria Song. Tidak ada yang lain. Arra?”
Victoria
terdiam. Jantungnya berdebar. Sungguh kata-kata itu begitu membuatnya ingin
terbang mengelilingi dunia. Membuat darahnya menari-nari tidak jelas di dalam
tubuhnya.
Victoria
hanya bisa mengangguk dengan selembar senyum. Dan Kyuhyun ikut tersenyum,
tangannya mengacak rambut Victoria pelan. Kyuhyun bangkit seraya menggegam
tangan Victoria.
“Kajja,
antarkan aku ke depan,” kata Kyuhyun.
Victoria
mengangguk dan mempererat pegangan tangannya. Mereka berdua melangkah pelan
menuju pintu, hingga pintu ituterbuka, suasana di luar rumah begitu sepi. Hanya
terdengar kerikan jangkrik.
“Hati-hati
di jalan Kyuhyunnie…,” kata Victoria tetap berpegangan erat. Entah kenapa
rasanya enggan sekali melepas genggaman itu, seakan-akan genggaman itu adalah
genggaman tangan yang terakhir dari Kyuhyun.
Kyuhyun
tersenyum.
“Hmmm..arraseo!
sudah ya, aku pulang..,” kata Kyuhyun melepas pegangan tangannya pelan lalu
mulai melangkah pergi, tapi tiba-tiba ia berhenti.
“Ah,
ada yang lupa...,” katanya berbalik dan tersenyum lebar mendekati Victoria.
“Apa?”
tanya Victoria mengangkat alisnya.
Kyuhyun
tertawa kecil lalu ia memegang bahu Victoria.
“Ini…”
Bibir
Kyuhyun menyentuh lembut dahi Victoria. Cukup lama. Pipi Victoria bersemu lagi.
Tubuhnya terasa panas dingin.
“Annyeong My
Victoria…,” kata Kyuhyun melangkah pelan ke mobilnya.
Di
nyalakannya mesin mobilnya itu. Lalu sekali lagi, matanya mengarah pada
Victoria yang juga sedang memandangnya. Kyuhyun melambai dan tersenyum lebar.
Victoria balas lambaian itu dengan segera.
“Jaga
dirimu baik-baik, chagi..,” lirih Kyuhyun.
Di
injaknya gas mobil dan perlahan mobil itu meninggalkan halaman rumah Victoria. Sementara
Victoria terus memandangi mobil Kyuhyun hingga mobil itu benar-benar hilang.
Tangannya mengepal di depan dadanya. Meremas bajunya.
“Jaga
Kyuhyun-ku, Tuhan....,” ucapnya.
Kyuhyun
melaju pelan. Jalanan malam itu benar-benar sepi.
“Victoria…victoria..victoria..”
ucap Kyuhyun menyenandungkan nama Victoria dengan riang.
Senyumnya
terus terukir dengan pikirannya yang terus memputar-putar tampilan wajah
Victoria. Senyum Victoria, tawa Victoria, dan segala tentang Victoria.
Mobil
hitam Kyuhyun terus melaju dengan pelan. Namun, dari arah berlawanan sebuah
mobil melaju ugal-ugalan. Jalannya tidak sinkron. Sebentar di kanan lalu ke
kiri. Melaju begitu cepat. Dan mobil itu melaju di lajur yang salah. Jalan yang
salah!.
Sementara
mobil Kyuhyun menikung pelan dan mata Kyuhyun langsung membelalak begitu
melihat mobil dari arah berlawanan melaju dengan cepatnya. Tangannya baru akan
membanting stir. Tapi terlambat. Suara dentuman yang amat keras terlebih dahulu
terdengar beserta suara sirine kedua mobil. Tabrakan itu tak bisa dihindari.
Tubuh Kyuhyun lemah terkulai. Terjepit stir dan tempatnya duduk. Darahnya
mengalir dari segala bagian tubuhnya. Beling kaca mobilnya menyilet-ngilet
wajahnya. Tangannya menggantung.
“Vic…….”
Nama
itu belum selesai disebutkan. Belum selesai!. Tapi nyawa itu telah lebih dulu
terangkat dari tubuh pemiliknya. Tangan yang menggantung itu juga sudah tak
bergerak, dan sebuah darah mengalir melewati cincin berwarna perak itu.
*END
FLASHBACK*
Mata
Victoria terbuka seketika. Nafasnya tersengal dengan keringat mengalir. Mimpi
itu. Mimpi tentang kilasan wajah Kyuhyun yang telah beku dan tak mengucapkan
apa-apa. Victoria bangkit. Matanya mengelilingi kamarnya sendiri.
“Kyuhyun
tidak ada…,” ucapnya lirih dengan airmata dan isakan. Dadanya penuh akan sesak.
“Kyu.....,”
sekali lagi nama itu terucap. Semakin membuatVictoria sakit.
Victoria
menunduk. Tangannya yang masih terkena darah dikakinya tadi bergerak pelan
mengambil salah satu foto di dekatnya. Foto itu. Foto Kyuhyun merangkulnya.
“Kyuhyun…kyuhyun…aku
mencintaimu….,” lirihnya terus mengisak dengan airmata yang tak pernah habis.
***
Victoria
tersenyum simpul. Senyum yang sangat tipis. Duka hatinya masih bergelora sampai
bulan ketiga ini. Ditutupnya pulpen berwarna merah muda itu. Kemudian lembaran
kertas di hadapannya itu dilipat rapi dan dimasukkan ke dalam amplop.
“Selesai...,”
katanya lalu bangkit dan meletakkan amplop itu di nisan Kyuhyun bersama dengan
bunga ester putih-kuning itu.
“Kau
harus membacanya..,” kata Victoria memandang nisan itu. Air matanya tidak bisa
ditahan, dan mengalir begitu saja.
“Annyeong..,”
ucapnya mengusap airmatanya pelan dan berbalik.
Victoria
melangkah pelan. Rambutnya berterbangan ringan ditiup angin. Seraya melangkah
ia kembali mengingat apa yang telah ditulisnya tadi.
To
: Cho Kyuhyun.
Hai,
Kyuhyun.
Aku
ingin menyampaikan segala perasaanku yang tak pernah kau tahu selama ini.
Perasaan yang sangat besar dan hanya tersedia untukmu. Perasaan yang begitu
menggembung lebar dalam diriku. Tidak pernah bisa sama sekali aku
menghilangkannya.
Bahkan
setelah tiga bulan kau pergi, perasaan ini masih begitu jelas untukku. Baiklah,
aku tahu kau tidak suka basa-basi, jadi aku akan langsung mengatakannya.
Kyuhyun,
aku sangat sangat mencintaimu. Benar-benar mencintaimu. Dan aku semakin
mencintaimu sekarang. Meski kita berada di alam yang sangat berbeda. Dan aku
tak akan pernah lagi bisa melihatmu dengan mataku ini, tapi mata hatiku hanya
akan selalu melihatmu.
Aku
menyayangimu. Dan aku senang, kau menepati janjimu. Janji bahwa kau akan
mencintaiku sampai mati. Aku sangat bangga memiliki tunangan sepertimu, apa aku
sudah mengatakannya? Kurasa belum.
Kyuhyunnie,
Song Xi Quan di sini sangat merindukannmu. Sangat sakit hatinya karena tak bisa
melihatmu. Sangat rapuh jiwanya karna tidak ada kau di sini. Tapi, aku juga sangat
kuat karena cintamu. Cintamu yang sampai sekarang masih mengalir dengan kentalnya
bersama darahku. Masih hidup bersama detakan jantungku.
Selamat
tinggal Kyuhyun. Meski kau tidak ada di dunia yang sama denganku, jiwamu akan
selalu tertanam di dalam sini, di hatiku..
Saranghaeyo,
ChoKyuhyun.
Victoria
Song.
2 Komentar untuk "Cerpen Cinta: Blind"
cukup menarik buat saya ..kita dapat mengambil inti dari kisah ini..sukses saja
Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
Bonus Deposit Member Baru 100.000
Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis
ERTIGA POKER
ERTIGA
POKER ONLINE INDONESIA
POKER ONLINE TERPERCAYA
BANDAR POKER
BANDAR POKER ONLINE
BANDAR POKER TERBESAR
SITUS POKER ONLINE
POKER ONLINE
ceritahiburandewasa
MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT
Untuk diperhatikan!!!
1. Dalam berkomentar gunakan bahasa yang sopan
2. Dilarang menyisipkan link aktif
3. Komentar yang mengandung unsur kekerasan, porno, dan manyinggung SARA akan dihapus